Panduan Interpretasi Horizon Seismik dan Patahan
Interpretasi seismik merupakan langkah penting dalam eksplorasi dan pemetaan bawah permukaan, terutama dalam industri migas dan geologi struktur. Dua elemen utama dalam interpretasi seismik adalah horizon seismik dan patahan. Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam interpretasi kedua elemen ini.
1. Interpretasi Horizon Seismik
Horizon seismik merupakan reflektor yang merepresentasikan batas antar lapisan batuan di bawah permukaan. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam interpretasi horizon seismik meliputi:
a. Kualitas Data Seismik
Pastikan data memiliki rasio sinyal-ke-noise (S/N) yang cukup baik.
Gunakan pemrosesan data, seperti filtering dan gain control, untuk meningkatkan kontras reflektor.
Terapkan atribut seismik (misalnya amplitude, phase, atau frequency) untuk memperjelas horizon.
b. Korelasi dengan Data Sumur
Gunakan log sumur (gamma-ray, sonic, density) untuk mengaitkan horizon dengan litologi spesifik.
Kalibrasi kedalaman menggunakan checkshot atau Vertical Seismic Profile (VSP).
c. Karakter Gelombang Seismik
Identifikasi polaritas refleksi dan pola wavelet pada horizon.
Pastikan horizon yang ditarik mengikuti pola reflektor yang benar dan tidak melewati zona noise atau artefak seismik.
d. Struktur Geologi yang Mempengaruhi Horizon
Identifikasi perubahan fasies yang dapat menyebabkan refleksi berubah.
Perhatikan apakah horizon mengalami deformasi akibat struktur tektonik seperti lipatan atau patahan.
2. Interpretasi Patahan
Patahan muncul sebagai diskontinuitas reflektor pada data seismik. Berikut adalah beberapa aspek yang harus diperhatikan:
a. Identifikasi Patahan dengan Jelas
Gunakan atribut seismik seperti coherence, variance, dan edge detection untuk menyoroti zona patahan.
Pastikan bahwa diskontinuitas reflektor memang disebabkan oleh patahan dan bukan karena perubahan litologi.
b. Geometri dan Kinematika Patahan
Tentukan jenis patahan: normal, reverse, strike-slip, atau oblique.
Hitung throw dan heave untuk mengetahui pergeseran lapisan akibat patahan.
c. Konsistensi Penarikan Patahan
Pastikan patahan dapat dihubungkan secara konsisten di berbagai penampang seismik (inline, crossline, dan time slice).
Gunakan fault sticks untuk membantu menghubungkan patahan di berbagai bagian seismik.
d. Hubungan Patahan dengan Horizon
Analisis displacement horizon akibat patahan.
Tentukan apakah patahan berfungsi sebagai seal atau migration pathway untuk fluida migas.
e. Validasi dengan Data Tambahan
Gunakan informasi dari data sumur (cutting, log resistivity, log sonic) untuk mendukung interpretasi patahan.
Cek anomali seismik yang mengindikasikan adanya patahan, seperti perubahan ketebalan stratigrafi di kedua sisi patahan.
Kesimpulan
Dengan memperhatikan aspek-aspek di atas, interpretasi horizon dan patahan dalam data seismik akan lebih akurat dan dapat diandalkan. Hal ini sangat penting dalam eksplorasi migas, perencanaan sumur, dan analisis geologi bawah permukaan. Pastikan untuk selalu mengintegrasikan berbagai data dan menggunakan teknik terbaru dalam interpretasi seismik agar hasilnya lebih optimal!